Pemeliharaan Sensor Gempa Bumi
Mantap, Semua Gempa Akan Terdeteksi! Kolaborasi Cantik BMKG Aceh dan Sumut Merawat Sensor Seismik
Kolaborasi kegiatan pemeliharaan seismometer di Aceh
INFOBENCANA - Aceh dan Sumatra Utara dikategorikan sebagai wilayah dengan aktivitias kegempaan yang tinggi, oleh karena itu alat perekam gempa bumi yaitu seismometer harus dirawat secara rutin dan berkala.
Aktivitas kegempaan yang datang dari zona subduksi dan patahan aktif Sumatra harus menjadi perhatian bersama. Pergerakan Lempeng Oseanik Indo-Australia dengan 5-6 cm/tahun menunjam kebawah Lempeng Benua Eurasia telah membangkitkan tsunami seperti contoh tahun 2004 dengan Magnitudo 9.0 dan 2005 dengan Magnitudo 8.5. Selain itu, aktivitas patahan aktif juga berkontribusi membangkitkan gempa merusak seperti gempa Tarutung 2008 dengan Magnitudo 6.0, Aceh Tengah tahun 2013 dengan Magnitudo 6.5 dan Pidie Jaya 2016 dengan Magnitudo 6.8.
Sehingga, seismometer yang dalam kondisi baik bisa memberikan data rekaman seismik dengan kualitas yang akurat dan bermanfaat untuk produk data dan informasi meteorologi, klimatologi, dan geofisika bagi masyarakat. Langkah tersebut juga, agar aktivitas gempa bumi tidak kecolongan lagi kedepannya dan masyarakat bisa mendapatkan informasi dini kegempaan dengan cepat, tepat, akurat dan mudah dimengerti.
Dalam Bulan September, BMKG Aceh khususnya Stasiun Geofisika Aceh Besar bekerja sama dengan Balai Wilayah I BMKG Sumatra Utara untuk merawat dan memelihara sensor seismik. Andi Azhar Rusdin selaku Kepala Stasiun Geofisika Aceh Besar menjelaskan kegiatan ini penting dilakukan untuk membangun sinergitas dan kekompakan antara staf pengamat di Aceh dan Sumatra Utara. Andi menambahkan sekitar 14 seismometer dicek dari kondisi peralatan, daya dan lingkungan agar tidak ada lagi kendala dalam pengamatan gempa bumi dan tsunami kedepannya.
Gambar 1. Team pengamat yang melakukan pemeliharaan di Sabang.
Nezia Marbun, salah satu staf pengamat dari Bawil I Medan, menambahkan bahwa ini pertama kalinya saya terlibat dalam kegiatan pemeliharaan di Aceh dan kebetulan dapat di Sabang. Nezia juga menambahkan bahwa pada tahun 2020-2021 aktivitas kegempaan di Sabang dan sekitarnya memiliki trend naik. Sehingga, kolaborasi ini perlu dilakukan lagi kedepannya dengan jadwal rutin.
Gambar 2. Team pengamat yang melakukan pemeliharaan di Jantho.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala Bawil I Medan Hendro Nugroho, yang diwakili oleh Kabid Data dan Informasi (Datin) Eridawati menjelaskan pentingnya kolaborasi untuk menjaga kekompakan antar staf yang di Aceh dan Bawil I Medan. Lebih lagi, pemeliharaan merupakan hal penting, mengingat data meteorologi, klimatologi, dan geofisika (MKG) yang dikeluarkan BMKG sangat diperlukan oleh berbagai stakeholders, sehingga kapasitas teknologi MKG harus terus di-upgrade guna meningkatkan kecepatan, ketepatan, dan akurasi data/informasi MKG.
Editor :Andre